Agridesa


Agridesa

Agridesa's project, "Empowering Cacao Agroforestry Farmers," aims to boost the productivity and income of Balinese cacao farmers through the establishment of demo plots, multi-stakeholder partnerships, and access to financing. By integrating sustainable agroforestry techniques and promoting financial inclusion and digitalization, the project seeks to produce high-quality sustainable cacao, enhance farmers' livelihoods, and reduce deforestation in Kabupaten Tabanan, Indonesia.


Informasi Proyek

Nama perusahaan
Agridesa
Deskripsi Singkat

Established since 2022, Agridesa presents to provide agronomic services from upstream to downstream based on technology, by providing convenience for Indonesian farmers. Departing from the same mission with the aim of providing optimal solutions to establish a comprehensive and digital-based agricultural ecosystem. Agridesa harnesses the power of advanced data analytics artificial inteligence and internet of things technologies to optimize crop yields reduce resource wastage and improve overall farming eficiency.

Tipe organisasi Laba
Struktur kepemilikan (Siapa)
Tujuan (Mengapa)
Lokasi (Dimana) Jakarta
Negara pusat beroperasi Indonesia
Jenis Badan Hukum
Penerima manfaat
Situs Web https://www.agridesa.com/
Alamat

Jl. KH. Wahid Hasyim No 10D, Kel. Kebon Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10340

Kontak Nomor HP/WA:

Email:
info@agridesa.com
Jenis Proyek Laba
Tahap Proyek Studi Kelayakan
Kepemilikan Proyek Publik
Sektor / Sub-sektor Pertanian / Energi Alternatif
Kerangka Waktu / Tonggak Sejarah
Sumber daya yang dibutuhkan (Bagaimana)
Tim manajemen

CEO : Kristian Harahap

Head of Agriculture : Luqman Arif L.

Finance, Accounting, & Tax Head : Gabriella Sibarani

Business Development Head : Muhammad Iqbal

Human Resources & GA Head : Astria Putri

Business Development Lead : Soeripto Silaban

Business Development Staff : Regita Zahra


Entitas lain yang terlibat dalam proyek
Tujuan (Apa)
  • Increase Productivity and Income for Cacao Farmers:
    • Objective: Enhance the agricultural practices and output of Balinese cacao farmers.
    • Approach: Implementing demo plots and providing technical assistance to farmers.
  • Promote Sustainable Cacao Production:
    • Objective: Ensure that cacao production is environmentally sustainable.
    • Approach: Integrating agroforestry techniques to minimize environmental impact.
  • Reduce Deforestation:
    • Objective: Decrease the rate of deforestation in the project area.
    • Approach: Encouraging cacao farming methods that require less land clearing.
  • Financial Inclusion and Digitalization:
    • Objective: Provide farmers with access to financial resources and digital tools.
    • Approach: Partnering with financial institutions like Bank Mandiri and BPD Bali to offer microcredit and other financial services.
  •  
Masalah
  • Low Productivity and Income:

    • Issue: Balinese cacao farmers are struggling with low yields and incomes.
    • Cause: Lack of access to modern farming techniques and financial resources.
  • Environmental Degradation:

    • Issue: Traditional farming methods contribute to deforestation and loss of biodiversity.
    • Cause: Slash-and-burn practices and monocropping.
  • Limited Access to Finance:

    • Issue: Farmers have difficulty obtaining necessary funds to improve their practices.
    • Cause: Lack of credit facilities tailored to smallholder farmers.
Analisis
  • Root Cause:

    • Low Productivity: Insufficient knowledge of advanced farming techniques and lack of demonstration plots.
    • Environmental Impact: Traditional farming practices that do not integrate sustainable methods.
    • Financial Barriers: Absence of accessible financial products for small-scale farmers.
  • Stakeholder:

    • Farmers: Primary beneficiaries who need training and financial support.
    • Financial Institutions: Bank Mandiri and BPD Bali as partners providing financial products.
    • Agridesa: Organization leading the project, facilitating partnerships and providing technical support.
  • Market:

    • Demand for Sustainable Cacao: Growing global demand for sustainably produced cacao.
    • Competitive Landscape: Few initiatives focusing on the combination of agroforestry, financial inclusion, and digitalization.
Solusi
  • Demo Plots and Training Programs:

    • Action: Establish demonstration plots to teach farmers advanced agroforestry techniques.
    • Expected Outcome: Increased productivity and income for farmers through hands-on learning and improved practices.
  • Partnerships for Financial Inclusion:

    • Action: Collaborate with Bank Mandiri and BPD Bali to provide tailored financial products like microcredit and KUR.
    • Expected Outcome: Enhanced financial access for farmers, enabling them to invest in sustainable practices.
  • Digitalization of Farming Practices:

    • Action: Introduce digital tools for farm management and market access.
    • Expected Outcome: Improved efficiency and transparency in farming operations, leading to better decision-making and market access.
  • Sustainable Farming Techniques:

    • Action: Promote the adoption of sustainable agroforestry practices.
    • Expected Outcome: Reduced deforestation, improved biodiversity, and long-term sustainability of cacao farming.
Isu Sosial yang diangkat

The project aims to enhance the social welfare of Balinese cacao farmers by increasing productivity, income, and financial inclusion while supporting nature regeneration and reducing deforestation.

Kontribusi Nasional
Penerima Proyek dan Pemangku Kepentingan kepentingan lainnya
Lokasi Sasaran Bali

Dampak TPB

Deskripsi Kebutuhan Pembangunan Berkelanjutan

Dampak Sosial:

  • Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani kakao, terutama perempuan dan penyandang disabilitas.
  • Menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha di pedesaan.
  • Meningkatkan akses pendidikan dan layanan kesehatan bagi masyarakat pedesaan.
  • Memperkuat organisasi dan kepemimpinan masyarakat.

Dampak Lingkungan:

  • Mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan yang melindungi hutan dan keanekaragaman hayati.
  • Mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim.
  • Meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana alam.
Gender dan Marginalisasi

Proyek ini berkomitmen untuk melibatkan kelompok terpinggirkan, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas, dalam berbagai aspek terutama dalam pengolahan paska panen produk kakao (sortir, pengeringan, fermentasi,  pengemasan):

Pelatihan:

  • Menyediakan pelatihan khusus yang sensitif terhadap kebutuhan perempuan dan penyandang disabilitas.
  • Materi pelatihan diakses dalam format yang ramah disabilitas.
  • Melibatkan instruktur perempuan dan penyandang disabilitas.

Kesempatan Ekonomi:

  • Memberikan peluang kerja yang setara dan inklusif bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
  • Mendorong perempuan dan penyandang disabilitas untuk terlibat dalam rantai pasok nilai kakao.

Pemberdayaan:

  • Memberikan pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
  • Mendukung kelompok perempuan dan penyandang disabilitas dalam mengembangkan usaha kakao mereka.
TPB Primer 2. Tanpa Kelaparan
Identifikasi Indikator TPB Utama 2.4.1 Proporsi luas pertanian di bawah pertanian produktif dan berkelanjutan
TPB Sekunder 8. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi
Identifikasi Indikator TPB Sekunder 8.2.1 Tingkat pertumbuhan tahunan PDB riil per orang yang bekerja
TPB Ketiga 8. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi
Identifikasi Indikator TPB Ketiga 8.3.1 Proporsi lapangan kerja informal dalam total lapangan kerja, menurut sektor dan jenis kelamin

Model bisnis

Model bisnis

Agridesa dengan Offtaker:

  • Komitmen penyerapan hasil panen selama minimal 12 bulan
  • Spesifikasi produk sesuai standar yang disepakati:
    • Klon MCC02 SK Mentan N0. 1082/Kpts/SR.120/10/2014
    • Berat biji kering 1,61 gr
    • Kadar kulit ari 12,0%
    • Kadar lemak biji 49,2%
    • Kakao dalam bentuk terfermentasi atau non fermentasi
  • Skema penentuan harga berdasarkan acuan dan rumus dari indeks acuan yang disepakati (Standar Nasional Indonesia - Harga Coklat)
  • Skema bottom price untuk melindungi petani dari harga anjlok (HPP + 15%) berdasarkan RAB yang disepakati

Agridesa dengan Petani:

  • Sistem bagi hasil atas keuntungan hasil penjualan setelah dipotong biaya produksi
  • Modal dikembalikan dan menjadi revolving funds/guarantee fund untuk scale up
  • Petani mendapatkan akses ke teknologi dan pelatihan
Ikhtisar teknologi dan operasi

Agridesa's project employs advanced agroforestry techniques, digital tools, and financial technology to improve the productivity, income, and sustainability of Balinese cacao farmers. By establishing demo plots, forming multi-stakeholder partnerships, and providing comprehensive training and financial inclusion initiatives, the project aims to create a closed-loop ecosystem that supports nature regeneration and reduces deforestation. The robust monitoring and evaluation system ensures continuous improvement and demonstrates the project's success in achieving its goals.

Pemasaran, distribusi dan penjualan ke pelanggan

Agridesa's project employs a comprehensive approach to marketing, distribution, and sales to effectively reach Balinese cacao farmers and connect them with local and international markets. By emphasizing sustainability, quality, and community empowerment, the project aims to create a viable market for sustainably produced cacao while enhancing the livelihoods of farmers. Direct engagement, digital marketing, efficient distribution channels, and ethical sales practices contribute to building a strong brand and ensuring the project's long-term success and impact.

Rantai pasokan yang dibutuhkan
Sumber daya manusia
Tim Proyek
Tanggal Mulai Proyek (Ditargetkan)
Tanggal Akhir Proyek

Penilaian Risiko dan Mitigasi

Penilaian Risiko dan Mitigasi
Analisis Skenario
Potensi Pasar

Proyek kakao inovatif seluas 20 hektar ini menangani kemiskinan, deforestasi, dan perubahan iklim. Proyek ini menggunakan teknologi untuk pelacakan asal usul komoditas dan menghubungkan petani langsung ke pembeli, sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka. Praktik berkelanjutan seperti agroforestri juga dapat melindungi lingkungan dan mengurangi emisi serta memiliki potensi untuk diperbesar ke skala yang lebih luas.

Risiko Pasar & Skala Hambatan Identifikasi
Risiko Hasil
Risiko Dampak
Lingkungan Kebijakan
Lingkungan Regulasi
Lingkungan Keuangan

Skema Keuangan yang Diharapkan

Skema Keuangan yang Diharapkan
Jenis pendanaan yang diminta Working Capital
Total biaya proyek (diperkirakan dalam IDR) IDR 11.547.975.000
(sebelas miliar lima ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu Rupiah)
Total biaya proyek (diperkirakan dalam USD) USD 100,000
(seratus ribu Dolar)
Kebutuhan Investasi Proyek (IDR) IDR 11.547.975.000
(sebelas miliar lima ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu Rupiah)
Kebutuhan Investasi Proyek (USD) USD 100,000
(seratus ribu Dolar)
NPV Proyek
Identifikasi Pengembalian Indikatif (dalam IRR)
Identifikasi Pengembalian Indikatif (dalam ROI)
Identifikasi Pengembalian Indikatif (dalam Margin Laba Kotor)
Return Profile Justification
Jangka Waktu Investasi

-- Informasi ini hanya untuk Investor --